Selasa, 24 Oktober 2017

Pendapat Tentang Film World War Z

Menurut saya film World War Z ini sangat menakjubkan dan sekaligus menegangkan , film ini berceritakan tentang mewabahnya suatu penyakit yang menyebabkan manusia bertingkah seperti zombie dan membuat kekacauan besar dimana-mana, penyebab utama mengapa manusia berbah menjadi zombie adalah akibat dari infeksi oleh semacam virus yang karakteristiknya masih belum teridentifikasi secara jelas.
Begitu virus masuk ke tubuh seseorang, virus tersebut akan menyebar ke seluruh tubuh lewat aliran darah hingga sampai otak dan mengubah sosok manusia yang terjangkit oleh zombie tersebut menjadi sosok zombie. 
Cara penyebaran utama virus tersebut adalah lewat gigitan zombie ke manusia, tidak ada obat yang bisa menyembuhkan infeksi virus tersebut sehingga jika ada orang yang sudah terinfeksi maka orang yang bersangkutan akan berubah menjadi zombie untuk selamanya. dan hingga akhirnya Gerry Lane seorang mantan anggota PBB ditugaskan kembali oleh  mantan atasannya dengan imbalan keluarganya akan ditampung di kapal perang yang sekaligus sebagai tempat penampungan untuk orang-orang yang terpilih atau orang-orang penting.
Gerry mempunyai ide bagaimana kalau menggunakan virus untuk melawan virus sebagai kamuflase. Artinya virus tidak akan menyerang sebuah inang yang sudah tercemar virus. Sebelumnya dia mengamati bahwa ada orang-orang yang tidak diserang oleh Zombi yaitu orang yang sakit atau lemah. Hal itu masih mempunyai kendala karena siapa yang mau jadi bahan percobaan yang harus berhadapan dengan Zombi langsung. Kendala lain yaitu botol-botol virus disimpan di gedung sebelah yang berisi Zombi. Mau tak mau harus mengambil botol tersebut. 
Gerry berhasil menemukan ruangan penyimpan botol-botol virus. Sayangnya Gerry terjebak dalam ruangan karena ada Zombi yang sudah menunggu di pintu keluar dan akhirnya Gerry memutuskan dirinya sendiri sebagai kelinci percobaan dengan menyuntikkan virus sehingga dirinya menjadi sakit. dan Benar, Zombi tidak bisa mendeteksi keberadaan Gerry. Percobaan pun berhasil. Akhirnya PBB memproduksi vaksin-vaksin itu yang digunakan sebagai kamuflase tetapi bukan sebagai obat untuk menyembuhkan Zombi. Vaksin-vaksin digunakan oleh manusia yang masih hidup untuk mempertahankan diri atau untuk melawan Zombi.

Selasa, 17 Oktober 2017

Pendapat Tentang Film THE CORE

                    Film bergenre science fiction yang menceritakan tentang kondisi bumi yang sudah rusak dan mulai menua  sehingga menyebabkan terjadinya bencana di mana-mana bermula dari 32 orang yang meninggal secara tiba-tiba dalam waktu yang sama tanpa diketahui apa penyebabnya dan menimbulkan tanda tanya dunia, dan disusul kejadian sekumpulan burung-burung merpati yang menggila saling bertabrakan satu sama lain menyerang orang-orang dan terbang hilang arah tidak seperti biasanya, dan munculnya aurora di sebuah tempat. kejadian itu pun meimbulkan tanda tanya apa yang terjadi pada bumi yang di huni makhluk hidup ini.
         Dr.Josh menemukan bahwa inti bumi berhenti berputar hal ini yang menyebabkan bencana dan ia menjelaskan kepada para ilmuan dengan memperagakan buah persik sebagai bumi dan menjelaskan bahwa bumi ini diselubungi oleh medan energi yang tidak tampak yang tebuat dari listrik dan magnet yang disebut dengan Energi Mekanik, energi mekanik inilah yang melindungi  kita dari radiasi kosmik, tetapi medan itu mulai menghilang, pada bagian inti bumi terbagi menjadi dua bagian yaitu pada bagian inti dalam terdiri dari bongkahan besi padat yang dikelilingi oleh inti luar, sedangkan pada bagian dalam inti bumi ini berupa cairan yang berputar pada satu arah dimana cairan ini terdiri dari besi panas yang berputar yang membuat medan elektromagnetik dan cairan yang berputar itu adalah mesin yang menjalankan Energi mekanik tadi. Energi mekanik yang tidak stabil dapat menyebabkan insiden isolasi dimana benda yang terbang akan terjatuh, benda elektronik akan rusak dan terbakar dan listrik yang dilepaskan oleh atmosfir menyebabkan super kilat , dan dengan ketidak stabilan itu juga dapat menyebabkan radiasi matahari akan menghancurkan bumi. oleh sebab itu Dr.josh bersama dengan ilmuan lainnya menyusun siasat agar inti bumi dapat berputar lagi sesuai dengan porosnya dengan cara menanamkan serangkaian nuklir pada titik-titik yang tepat untuk kembali mengembalikan rotasi bumi yang terhenti. tetapi hal itu tidak semudah yang dipikirkan mereka harus melewati kerak bumi terlebi dahulu, kemudia mantel bumi dan masuk ke bagian tengah bumi atau inti bumi yang mengandung besi panas, dan itulah perjalana yang harus mereka lalui.
          Dengan menggunakan kapal yang disebut dengan vergil itu, mereka masuk ke inti bumi kapal tersebut diluncurkanya di palung mariana, samudra pasifik yang merupakan palung terdalam di bumi, Penjelajahan vergil selanjutnya menuju inti luar bumi dan vergil harus mengembalikan agar bumi dapat berotasi kembali sementara itu dibumi terjadi bencana yang membuat sinar matahari yang tampak vilter dan membuat jembatan mencair, kemudia  direncanakan untuk pelepasan destiniti atau gelombang besar, tetapi hal tersebut gagal dilakukan dan mereka menggunakan cara lain yaitu dengan melakukan pengeboman nuklir atau memunculkan gelombang kecil yang menciptakan fluida dinamis. Untuk mengembalikan rotasi bumi mereka membutukan kekuatan ledakan 5200 megaton tetapi mereka hanya memiliki kekuatan ledakan 1000 mega ton, hingga akhirnya mereka  harus melepaskan bagian-bagian virgil satu persatu agar dapat menciptan gelombang yang dapat menciptakan fluida dinamis dan ledakan virgil pun berbunyi hingga akhirnya inti bumi pun kembali berotasi. Dan dari misi ini pun hanya 2 orang yang tersisa hidup dari 6 orang yang ikut dalam misi, dan 2 orang itu berhasil terselamatkan karna paus memancarkan gelombang ultrasonik dan memutari daerah dimana vergil tersebut berada dan akhirnya ke dua ilmuan tersebut bisa terdeteksi keberadaannya dan terselamatkan. 
Pendapat saya tentang film ini adalah bahwa fenomena ini bukan tidak mungkin akan bisa terjadi juga dibumi dikarnakan bumi yang sudah semakin tua dan rusak dan juga banyaknya efek-efek yang disebabkan karna fenomena pada bumi dan juga oleh ulah manusia itu sendiri yang bisa menyebabkan semua potensi yang diceritakan pada film ini akan dapat terjadi, sehingga film ini dapat menyadarkan bahwa sangat penting merawat bumi yang kita sudah tinggali ini, dan didalam film ini kita bisa banyak belajar tentang teknologi yang modern yang dapat memperluas wawasan kita tentang keadaan dunia ini lewat teknologi yang canggih .

Kamis, 05 Oktober 2017

Black Hole and New Planet

Link : 

1. https://www.nasa.gov/audience/forstudents/k-4/stories/nasa-knows/what-is-a-black-hole-k4.html
2. https://www.nasa.gov/jpl/finding-another-earth
3. https://www.nasa.gov/press-release/nasa-releases-kepler-survey-catalog-with-hundreds-of-new-planet-candidates

Nama   : Tamara Fauziyah

Npm/kelas : 152084/MTU-C


TUGAS MANDIRI : Ilmu Alamiah Dasar



What Is a Black Hole?

cygx1_ill.jpg
An artist's drawing a black hole named Cygnus X-1. It formed when a large star caved in. This black hole pulls matter from blue star beside it.
Credits: NASA/CXC/M.Weiss
blackhole_2.jpg
An artist's drawing shows the current view of the Milky Way galaxy. Scientific evidence shows that in the middle of the Milky Way is a supermassive black hole.
Credits: NASA/JPL-Caltech
Black hole Sagittarius A
This image of the center of the Milky Way galaxy was taken by the Chandra X-ray Observatory.
Credits: NASA/CXC/MIT/F.K. Baganoff et al.
sgr_lg.jpg
Sagittarius A* is the black hole at the center of the Milky Way galaxy.
Credits: X-ray: NASA/UMass/D.Wang et al., IR: NASA/STScI
This article is part of the NASA Knows! (Grades K-4) series.
A black hole is a place in space where gravity pulls so much that even light can not get out. The gravity is so strong because matter has been squeezed into a tiny space. This can happen when a star is dying.
Because no light can get out, people can't see black holes. They are invisible. Space telescopes with special tools can help find black holes. The special tools can see how stars that are very close to black holes act differently than other stars.

How Big Are Black Holes?
Black holes can be big or small. Scientists think the smallest black holes are as small as just one atom. These black holes are very tiny but have the mass of a large mountain. Mass is the amount of matter, or "stuff," in an object.
Another kind of black hole is called "stellar." Its mass can be up to 20 times more than the mass of the sun. There may be many, many stellar mass black holes in Earth's galaxy. Earth's galaxy is called the Milky Way.
The largest black holes are called "supermassive." These black holes have masses that are more than 1 million suns together. Scientists have found proof that every large galaxy contains a supermassive black hole at its center. The supermassive black hole at the center of the Milky Way galaxy is called Sagittarius A. It has a mass equal to about 4 million suns and would fit inside a very large ball that could hold a few million Earths.

How Do Black Holes Form?
Scientists think the smallest black holes formed when the universe began.
Stellar black holes are made when the center of a very big star falls in upon itself, or collapses. When this happens, it causes a supernova. A supernova is an exploding star that blasts part of the star into space.
Scientists think supermassive black holes were made at the same time as the galaxy they are in.

If Black Holes Are "Black," How Do Scientists Know They Are There?
A black hole can not be seen because strong gravity pulls all of the light into the middle of the black hole. But scientists can see how the strong gravity affects the stars and gas around the black hole. Scientists can study stars to find out if they are flying around, or orbiting, a black hole.
When a black hole and a star are close together, high-energy light is made. This kind of light can not be seen with human eyes. Scientists use satellites and telescopes in space to see the high-energy light.

Could a Black Hole Destroy Earth?
Black holes do not go around in space eating stars, moons and planets. Earth will not fall into a black hole because no black hole is close enough to the solar system for Earth to do that.
Even if a black hole the same mass as the sun were to take the place of the sun, Earth still would not fall in. The black hole would have the same gravity as the sun. Earth and the other planets would orbit the black hole as they orbit the sun now.
The sun will never turn into a black hole. The sun is not a big enough star to make a black hole.

How Is NASA Studying Black Holes?
NASA is using satellites and telescopes that are traveling in space to learn more about black holes. These spacecraft help scientists answer questions about the universe.

Finding Another Earth


This artist’s conception of a planetary lineup shows habitable-zone planets with similarities to Earth
A newly discovered exoplanet, Kepler-452b, comes the closest of any found so far to matching our Earth-sun system. This artist’s conception of a planetary lineup shows habitable-zone planets with similarities to Earth: from left, Kepler-22b, Kepler-69c, the just announced Kepler-452b, Kepler-62f and Kepler-186f. Last in line is Earth itself.
Credits: NASA/Ames/JPL-Caltech
In this diagram, the sizes of the exoplanets are represented by the size of each sphere
Of the 1,030 confirmed planets from Kepler, a dozen are less than twice the size of Earth and reside in the habitable zone of their host stars. In this diagram, the sizes of the exoplanets are represented by the size of each sphere. These are arranged by size from left to right, and by the type of star they orbit, from the M stars that are significantly cooler and smaller than the sun, to the K stars that are somewhat cooler and smaller than the sun, to the G stars that include the sun. The sizes of the planets are enlarged by 25 times compared to the stars. The Earth is shown for reference.
Credits: NASA/Ames/JPL-Caltech
The discovery of a super-Earth-sized planet orbiting a sun-like star brings us closer than ever to finding a twin of our own watery world. But NASA’s Kepler space telescope has captured evidence of other potentially habitable planets amid the sea of stars in the Milky Way galaxy.
To take a brief tour of the more prominent contenders, it helps to zero in on the “habitable zone” around their stars. This is the band of congenial temperatures for planetary orbits -- not too close and not too far. Too close and the planet is fried (we’re looking at you, Venus). Too far and it’s in deep freeze. But settle comfortably into the habitable zone, and your planet could have liquid water on its surface -- just right. Goldilocks has never been more relevant. Scientists have, in fact, taken to calling this water-friendly region the “Goldilocks zone.”
The zone can be a wide band or a narrow one, and nearer the star or farther, depending on the star’s size and energy output. For small, red-dwarf stars, habitable zone planets might gather close, like marshmallow-roasting campers around the fire. For gigantic, hot stars, the band must retreat to a safer distance.
About a dozen habitable zone planets in the Earth-size ballpark have been discovered so far -- that is, 10 to 15 planets between one-half and twice the diameter of Earth, depending on how the habitable zone is defined and allowing for uncertainties about some of the planetary sizes.
The new discovery, Kepler-452b, fires the planet hunter’s imagination because it is the most similar to the Earth-sun system found yet: a planet at the right temperature within the habitable zone, and only about one-and-a-half times the diameter of Earth, circling a star very much like our own sun. The planet also has a good chance of being rocky, like Earth, its discoverers say.
Kepler-452b is more similar to Earth than any system previously discovered. And the timing is especially fitting: 2015 marks the 20th anniversary of the first exoplanet confirmed to be in orbit around a typical star.
But several other exoplanet discoveries came nearly as close in their similarity to Earth.
Before this, the planet Kepler-186f held the “most similar” distinction (they get the common moniker, “Kepler,” because they were discovered with the Kepler space telescope). About 500 light-years from Earth, Kepler-186f is no more than 10 percent larger than Earth, and sails through its star’s habitable zone, making its surface potentially watery.
But its 130-day orbit carries it around a red-dwarf star that is much cooler than our sun and only half its size. Thus, the planet is really more like an “Earth cousin,” says Thomas Barclay of the Bay Area Environmental Research Institute at NASA’s Ames Research Center, Moffett Field, California, a co-author of the paper announcing the discovery in April 2014.
Kepler-186f gets about one-third the energy from its star that Earth gets from our sun. And that puts it just at the outside edge of the habitable zone. Scientists say that if you were standing on the planet at noon, the light would look about as bright as it does on Earth an hour before sunset.
That doesn’t mean the planet is bereft of life, although it doesn’t mean life exists there, either.
Before Kepler-186f, Kepler-62f was the exoplanet known to be most similar to Earth. Like the new discovery, Kepler-62f is a “super Earth,” about 40 percent larger than our home planet. But, like Kepler-186f, its 267-day orbit also carries it around a star that is cooler and smaller than the sun, some 1,200 light-years away in the constellation Lyra. Still, Kepler-62f does reside in the habitable zone.
Kepler-62f’s discovery was announced in April 2013, about the same time as Kepler-69c, another super Earth -- though one that is 70 percent larger than our home planet. That’s the bad news; astronomers are uncertain about the planet’s composition, or just when a “super Earth” becomes so large that it diminishes the chance of finding life on its surface. That also moves it farther than its competitors from the realm of a potential Earth twin. The good news is that Kepler-69c lies in its sun’s habitable zone, with a 242-day orbit reminiscent of our charbroiled sister planet, Venus. Its star is also similar to ours in size with about 80 percent of the sun’s luminosity. Its planetary system is about 2,700 light-years away in the constellation Cygnus.
Kepler-22b also was hailed in its day as the most like Earth. It was the first of the Kepler planets to be found within the habitable zone, and it orbits a star much like our sun. But Kepler-22b is a sumo wrestler among super Earths, about 2.4 times Earth’s size. And no one knows if it is rocky, gaseous or liquid. The planet was detected almost immediately after Kepler began making observations in 2009, and was confirmed in 2011. This planet, which could have a cloudy atmosphere, is 600 light-years away, with a 290-day orbit not unlike Earth’s.
Not all the planets jostling to be most like Earth were discovered using Kepler. A super Earth known as Gliese 667Cc also came to light in 2011, discovered by astronomers combing through data from the European Southern Observatory’s 3.6-meter telescope in Chile. The planet, only 22 light-years away, has a mass at least 4.5 times that of Earth. It orbits a red dwarf in the habitable zone, though closely enough -- with a mere 28-day orbit -- to make the planet subject to intense flares that could erupt periodically from the star’s surface. Still, its sun is smaller and cooler than ours, and Gliese 667Cc’s orbital distance means it probably receives around 90 percent of the energy we get from the sun. That’s a point in favor of life, if the planet’s atmosphere is something like ours. The planet’s true size and density remain unknown, however, which means it could still turn out to be a gas planet, hostile to life as we know it. And powerful magnetic fluxes also could mean periodic drop-offs in the amount of energy reaching the planet, by as much as 40 percent. These drop-offs could last for months, according to scientists at the University of Oslo’s Institute of Theoretical Astrophysics in Norway.
Deduct two points.
Too big, too uncertain, or circling the wrong kind of star: Shuffle through the catalog of habitable zone planets, and the closest we can come to Earth -- at least so far -- appears to be the new kid on the interstellar block, Kepler-452b.
NASA's Ames Research Center in Moffett Field, California, manages the Kepler and K2 missions for NASA's Science Mission Directorate. NASA's Jet Propulsion Laboratory in Pasadena, California, managed Kepler mission development. Ball Aerospace & Technologies Corp. operates the flight system with support from the Laboratory for Atmospheric and Space Physics at the University of Colorado in Boulder.

NASA Releases Kepler Survey 

Catalog with Hundreds of 

New Planet Candidates



NASA’s Kepler space telescope team has identified 219 new planet candidates, 10 of which are near-Earth size.
NASA’s Kepler space telescope team has identified 219 new planet candidates, 10 of which are near-Earth size and in the habitable zone of their star.
Credits: NASA/JPL-Caltech
Studying the Stars with Kepler
NASA's Kepler space telescope was the first agency mission capable of detecting Earth-size planets using the transit method, a photometric technique that measures the minuscule dimming of starlight as a planet passes in front of its host star. For the first four years of its primary mission, the space telescope observed a set starfield located in the constellation Cygnus (left). New results released from Kepler data June 19, 2017, have implications for understanding the frequency of different types of planets in our galaxy and the way planets are formed. Since 2014, Kepler has been collecting data on its second mission, observing fields on the plane of the ecliptic of our galaxy (right).
Credits: NASA/Wendy Stenzel
NASA’s Kepler space telescope team has released a mission catalog of planet candidates that introduces 219 new planet candidates, 10 of which are near-Earth size and orbiting in their star's habitable zone, which is the range of distance from a star where liquid water could pool on the surface of a rocky planet.
This is the most comprehensive and detailed catalog release of candidate exoplanets, which are planets outside our solar system, from Kepler’s first four years of data. It’s also the final catalog from the spacecraft’s view of the patch of sky in theCygnus constellation.
With the release of this catalog, derived from data publicly available on the NASA Exoplanet Archive, there are now 4,034 planet candidates identified by Kepler. Of which, 2,335 have been verified as exoplanets. Of roughly 50 near-Earth size habitable zone candidates detected by Kepler, more than 30 have been verified.
Additionally, results using Kepler data suggest two distinct size groupings of small planets. Both results have significant implications for the search for life. The final Kepler catalog will serve as the foundation for more study to determine the prevalence and demographics of planets in the galaxy, while the discovery of the two distinct planetary populations shows that about half the planets we know of in the galaxy either have no surface, or lie beneath a deep, crushing atmosphere – an environment unlikely to host life.
The findings were presented at a news conference Monday at NASA's Ames Research Center in California's Silicon Valley.
“The Kepler data set is unique, as it is the only one containing a population of these near Earth-analogs – planets with roughly the same size and orbit as Earth,” said Mario Perez, Kepler program scientist in the Astrophysics Division of NASA’s Science Mission Directorate. “Understanding their frequency in the galaxy will help inform the design of future NASA missions to directly image another Earth.”
The Kepler space telescope hunts for planets by detecting the minuscule drop in a star’s brightness that occurs when a planet crosses in front of it, called a transit.
This is the eighth release of the Kepler candidate catalog, gathered by reprocessing the entire set of data from Kepler’s observations during the first four years of its primary mission. This data will enable scientists to determine what planetary populations – from rocky bodies the size of Earth, to gas giants the size of Jupiter – make up the galaxy’s planetary demographics.
To ensure a lot of planets weren't missed, the team introduced their own simulated planet transit signals into the data set and determined how many were correctly identified as planets. Then, they added data that appear to come from a planet, but were actually false signals, and checked how often the analysis mistook these for planet candidates. This work told them which types of planets were overcounted and which were undercounted by the Kepler team’s data processing methods.
“This carefully-measured catalog is the foundation for directly answering one of astronomy’s most compelling questions – how many planets like our Earth are in the galaxy?” said Susan Thompson, Kepler research scientist for the SETI Institute in Mountain View, California, and lead author of the catalog study.
One research group took advantage of the Kepler data to make precise measurements of thousands of planets, revealing two distinct groups of small planets. The team found a clean division in the sizes of rocky, Earth-size planets and gaseous planets smaller than Neptune. Few planets were found between those groupings.
Using the W. M. Keck Observatory in Hawaii, the group measured the sizes of 1,300 stars in the Kepler field of view to determine the radii of 2,000 Kepler planets with exquisite precision.
“We like to think of this study as classifying planets in the same way that biologists identify new species of animals,” said Benjamin Fulton, doctoral candidate at the University of Hawaii in Manoa, and lead author of the second study. “Finding two distinct groups of exoplanets is like discovering mammals and lizards make up distinct branches of a family tree.”
It seems that nature commonly makes rocky planets up to about 75 percent bigger than Earth. For reasons scientists don't yet understand, about half of those planets take on a small amount of hydrogen and helium that dramatically swells their size, allowing them to "jump the gap" and join the population closer to Neptune’s size.
The Kepler spacecraft continues to make observations in new patches of sky in its extended mission, searching for planets and studying a variety of interesting astronomical objects, from distant star clusters to objects such as theTRAPPIST-1 system of seven Earth-size planets, closer to home.
Ames manages the Kepler missions for NASA’s Science Mission Directorate. NASA's Jet Propulsion Laboratory in Pasadena, California, managed Kepler mission development. Ball Aerospace & Technologies Corporation operates the flight system with support from the Laboratory for Atmospheric and Space Physics at the University of Colorado in Boulder.


Minggu, 28 Mei 2017

Explore Yogyakarta

so here im, selama masih punya waktu untuk menulis. i've got the idea, im gonna write my story in Yogyakarta kota yang dikenal sebagai kota pelajar dan juga kotanya sheila on 7 lol (salam sheila gank!)
So gue di yogyakarta bersama dengan 10 teman sekelas kuliah gue kita udah punya rencana dari jauh-jauh hari untuk nge trip ke jogja dengan menginap di salah satu rumah nenek/mbahnya temen gue yang di jogja dan untuk transportasi kita menyewa mobil untuk menemani perjalanan kita selama seminggu dijogja.
so here's the story dari awal sampai akhir perjalanan liburan kita selama di jogja.
pertama-tama tanggal 30 januari 2017 kita ber 11 janjian ketemuan di stasiun pasar senen jakarta, gue dan 9 teman gue udah pada dateng di stasiun gak kurang dari jam 11 siang karna kereta kita berangkat pukul 11.30, dan ada 1 teman gue yang belum datang-datang juga sementara kita udah masuk ke kereta karna was-was bakal ketinggalan kereta, waktu udah nunjukin jam 11.20 temen gue belum nonggol-nonggol juga kita tambah panik dan akhirnya satu temen gue lari-lari nyamperin ke meja chek-in tiket buat mastiin temen gue yang masih otw, kita semua disana udah panik setengah mati karna takut ke 2 temen gue yang telat dan yang jemput bakal ketinggalan kereta, dan finally 3 menit sebelum kereta jalan temen gue dan temen gue yang jemput kebawah akhirnya nonggol di last minute paling-paling last i guess dan kita semua berasa lagi di film 5cm akhirnya kita semua lega temen-temen udah pada lengkap semuanya dan itulah hal yang paling menegangkan di hari kita mau berangkat fiuuuhhh. so guys saran gue kalo kalian mau naik transportasi apapun yang berjadwal usahakan datang lebih awal minimal 30 menit sebelum keberangkatan yaaa :)
So waktu sudah menunjukan jam 7.30 malam, kita sudah melewati perjalanan selama 8 jam dengan naik kereta ekonomi bengawan kitapun sampai di stasiun lempuyangan jogjakarta.
Dan sesampainya disana kita dijemput sama om dari temen gue menuju ke rumah neneknya temen gue yang ada di daerah Sleman daerah dekat prambanan gue lupa desa apa pokonya hanya 2,5km dari tebing breksi.
dan sesampainya kita di rumah neneknya temen gue kita semua bersiap-siap untuk istirahat tidur untuk menjalani hari-hari kita selama disana. kita disambut hangat sama keluarga disana orang jogja emang bener-bener super baik  udah kaya keluarga sendiri selama disana.
so kita banyak banget list destinasi wisata yang udah disiapin waktu rapat di kampus jadi kita tentuin dulu day per day nya kita kemana aja. And here it is.......

Day 1 kalibiru, kulon progo
this is the 1st destination yang kita kunjungin, tempat ini udah sangat terkenal banget, dan jadi banyak pilihan destinasi wisata turis yang mayoritas dari luar yogyakarta termasuk kita. perjalanan dari sleman ke kulon progo hanya sekitar 1,5 jam yang gue seneng dari jogja ini kotanya jauh banget dari macet cuma banyak banget lampu merah disini kalo di jogja disebutnya lampu Apil (i don't know what that mean btw) Jalanan menuju ke wisata kalibiru itu pas menuju kesananya super duper lumayan extream, memang sebelumnya pas kita ada dibawah udah dikasi tau naik jeep aja atau motor trail dengan menyewa, nah kita gamau karna pengen ngerasain sensasinya gimana kalo naik mobil keatas, ternyata so far aman-aman aja maybe cuma strateginya mereka aja biar pada mau naik kendaraan yang mereka sediain itu. harga tiket masuk disana itu Rp.5000 untuk masuk ke destinasinya, lalu untuk foto disana sekitar 10.000-15.000 beda spot, beda harga kalo ga salah disana ada 5 spot untuk foto, dan satu kali foto disana dikenakan biaya 5000 1x foto dan minimal harus 4foto. hmmm strategi abis, but tempatnya emang beneran indah banget it's like heaven on earth hahaha, sumpah ga akan nyesel masuk kesini puas banget deh.
Day 2  pantai timang, pantai baron. gunung kidul
in the 2nd day kita mutusin untuk jalan kepantai, yang ada didaerah gunung kidul perjalanan kita tempuh sekitar 2jam dari sleman. dan sekali lagi jalanan menuju ke pantainya itu extream bener-bener lebih dari destinasi wisata lainnya, pantai ini paling-paling extream jalanannya dan gue udah mengira kalo jalanan menuju ketempat destinasinya super extream pasti tempatnya itu super bagus banget. jalananya berkelak-kelok like lu menyusuri hutan jalanan cuma jalan setapak, mobil pun pas-pasan banget, dan juga naik turun jalananya. gue ga saranin yang naik mobil matic dan mobil yang pendek untuk nekat naik karna bahaya banget. mending jalan dari depan aja, tapi jauh banget, tapi jangan khawatir karna ada ojek menuju kesana. dan sesampainya disana disambut dengan merdunya deruan ombak yang menyapa lol puitis amat dah, pantainya bersih banget airnya masih biru banget demi apapun indah banget. really really vitamin sea abis. sumpah kalo boleh nilai pantai ini 9 dari skala 1-10, dan ini pantai paling bersih paling indah yang pernah gue kunjungin so far, disana kaya ada gondola yang bisa kita naikin.
Day 3 dihari ke 3 agenda perjalanan kita bener-bener padat kita mengunjungi 4 tempat sekaligus pada hari itu yaitu kita mengunjungi:
1.hutan pinus pengger di sini kita bisa lihat hamparan pohon pinus dan juga ada rumah semacam seperti rumah ayam tapi besar, dan dibuatnya dari ranting-ranting pohon sekitar yang dibuat oleh anggota pramuka, pemandangan disini indah banget asri dan cuacanya asik banget ga panas.
2. jurang tembelan kanigoro, disini kita bisa lihat pemandangan bukit-bukit dan juga sungai dari atas ketinggian dari jurang itu, disana banyak spot foto menarik, pemandangannya juga keren parah, kalian ga akan nyesel kalau liburan ke sini.
3.gumuk pasir parangkusumo, lokasinya dekat pantai parangtritis, ga cuma di middle east kalian bisa lihat hamparan pasir yang luas banget tapi di sini kalian juga bisa lihat hamparan pasir seperti di luar negri disini juga bisa main sandboard dan spot fotonya juga kece banget.
4. bukit bintang Bantul, mungkin ini bisa dibilang daerah puncaknya yogyakarta disini kita bisa nikmati jagung bakar dan juga sekedar ngopi-ngopi cantik dengan ditemani pemandangan bintang-bintang btw disini bintangnya ada 2 sisi yaitu di bawah dan di atas ( dibawah maksudnya kalian bisa lihat gemerlap lampu-lampu yang kalau dilihat seperti bintang) ditemani sama cuaca yang adem banget bikin gamau pulang ke ibu kota.
Day 4
1.Taman sari water castle
2.malioboro
3.waroeng kopi & shisha awan bengi(kaliurang)
Day 5
1.Pasar prambanan
2. candi ratuboko palace,
3. taman pelangi lampion yogyakarta
4. alun-alun kidul yogyakarta
5. the house of raminten.
day 6
1.tebing breksi,
2.bakpia pathok 25.

jadi kesimpulannya dari story ini jogja kota yang asik banget, kota kreatif, kota yang sangat pesat perkembangannya, orang-orangnya pun sangat baik, dan satu hal yogyakarta adalah kota yang sangat ngangenin!! dan juga lo gaperlu bawa banyak uang disini serba murah 1jt cukup menurut gue untuk satu minggu di yogyakarta dan lo gabakal nyesel insya allah kalau kesini,  someday i'll go back to this city :)

Senin, 17 Oktober 2016

Macam-macam Perilaku Kolektif dan Contohnya

Perilaku kolektif adalah suatu perilaku yang tidak biasa , sehingga perilaku kolektif dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang relatif spontan, tidak terstruktur dan tidak stabil dari sekelompok orang, yang bertujuan untuk menghilangkan rasa ketidakpuasan dan kecemasan. Sehingga kita dapat membedakan antara perilaku kolektif dengan perilaku yang rutin.
            Secara teoritis perilaku kolektif dapat dijelaskan dari berbagai sudut teori antara lain teori penyebaran, teori konvergesi, teori kemunculan norma ( emergent-norm ) dan teori value-added. Kondisi pokok yang memicu munculnya perilaku kolektif menurut teori value-added adalah: kesesuaian struktural, ketegangan struktural, berkembangnya kepercayaan umum dan penyebaran pandangan, faktor yang mendahului, mobilisasi tindakan dan pelaksanaan kontrol sosial.
           Horton dan Hunt berpendapat bahwa perilaku kolektif ialah mobilisasi berlandaskan pandangan yang mendefinisikan kembali tindakan sosial, menurut Milgran dan Touch ialah suatu perilaku yang lahir secara spontan, relatif, tidak terorganisasi serta hampir tidak bisa diduga sebelumnya, proses kelanjutannya tidak terencana dan hanya tergantung pada stimulasi timbal balik yang muncul dikalangan para pelakunya, dan senada pula dengan pendapat Robetson .
Dapat di simpulkan dari definisi-definisi tersebut bahwa perilaku kolektif adalah perilaku yang
(1) dilakukan bersama oleh sejumlah orang
(2) bersifat spontanitas dan tidak terstruktur
(3) tidak bersifat rutin, dan
(4) merupakan tanggapan terhadap rangsangan tertentu.
            Perilaku kolektif merupakan perilaku menyimpang namun berbeda dengan perilaku menyimpang karena perilaku kolektif merupakan tindakan bersama oleh sejumlah besar orang, bukan tindakan individu semata-mata. Bila seseorang melakukan pencurian di suatu toko, maka hal ini termasuk suatu perilaku menyimpang, namun bila sejumlah besar orang secara bersama-sama menyerbu toko-toko dan pusat-pusat perdagangan untuk melakukan pencurian atau penjarahan (sebagaimana di sejumah kota di Pulau Jawa pada tahun 1998 dan 1999), maka hal ini termasuk suatu perilaku kolektif. Perilaku kolektif meliputi perilaku kerumunan (crowd) dan gerakan sosial (civil society). Rangsangan yang memicu terjadinya perilaku kolektif bisa bersifat benda, peristiwa maupun ide.
Contoh Perilaku kolektif :
A . Crowd (kerumunan)
Secara deskriptif  Milgram (1977) melihat kerumunan (crowd) sebagai :
1. Sekelompok orang yang membentuk agregasi (kumpulan)
2. Jumlahnya semakin lama semakin meningkat
3. Orang-orang ini mulai membuat suatu bentuk baru (seperti lingkaran)
4. Memiliki distribusi diri yang bergabung pada suatu saat dan tempat tertentu dengan lingkaran (boundary) yang semakin jelas
5. Titik pusatnya permeable dan saling mendekat.
Ada beberapa bentuk kerumunan (Crowd) yang ada dalam masyarakat:
1. Temporary Crowd : orang yang berada pada situasi saling berdekatan di suatu tempat dan pada situasi sesaat
2. Casual Crowd : sekelompok orang yang berada di ujung jalan dan tidak memiliki maksud apa-apa
3. Conventional Crowd : audience yang sedang mendengarkan ceramah
4. Expressive Crowd: sekumpulan orang yang sedang nonton konser musik yang menari sambil sesekali ikut melantunkan lagu
5. Acting Crowd atau rioting crowd : sekelompok massa yang melakukan tindakan kekerasan. contohnya adalah sekumpulan geng begal yang membahayakan dan meresahkan warga. 
6. Solidaristic Crowd: kesatuan massa yang munculnya karena didasari oleh kesamaan ideology.

B. Rumor
Adalah suatu informasi yang tidak dapat dibuktikan, dan dikomunikasikan yang muncul dari satu orang kepada orang lain (isu sosial). Umumnya terjadi pada situasi dimana orang seringkali kekurangan informasi untuk membuat interpretasi yang lebih komprehensif. Media yang digunakan umumnya adalah telepon.
contohnya : terdengar kabar bahwa  indonesia pada tahun 2014 akan membuat disneyland, sampai hari ini masih belum terealisasi dan tidak bisa dibuktikan. 

C. MOB
Adalah kerumunanan (Crowds) yang emosional yang cenderung melakukan kekerasan/penyimpangan (violence) dan tindakan destruktif. Umumnya mereka melakukan tindakan melawan tatanan sosial yang ada secara langsung. Hal ini muncul karena adanya rasa ketidakpuasan, ketidakadilan, frustrasi, adanya perasaan dicederai oleh institusi yang telah mapan atau lebih tinggi. Bila mob ini dalam skala besar, maka bentuknya menjadi kerusuhan massa. Mereka melakukan pengrusakan fasilitas umum dan apapun yang dipandang menjadi sasaran kemarahanannya pula berwujud kerusuhan antarbangsa, sebagaimana yang terjadi pada petugas Amerika dengan orang Meksiko di Los Angeles tahun 1943 ( kerusuhan ‘zoot-suiit ‘), (Turner dan Surace,1956 ). Apapun penyebabnya ras, agama, atau kebangsaan , perilaku kerumunan tetap sama saja. 

D.PANIC 
Adalah bentuk perilaku kolektif yang tindakannya merupakan reaksi terhadap ancaman yang muncul di dalam kelompok tersebut. Biasanya berhubungan dengan kejadian-kejadian bencana (disaster). Tindakan reaksi massa ini cenderung terjadi pada awal suatu kejadian, dan hal ini tidak terjadi ketika mereka mulai tenang. Bentuk lebih parah dari kejadian panik ini adalah Histeria Massa. Pada histeria massa ini terjadi kecemasan yang berlebihan dalam masyarakat. misalnya munculnya isue tsunami, banjir, gempa bumi dan lain-lain.

E. OPINI PUBLIK
Adalah sekelompok orang yang memiliki pendapat beda mengenai sesuatu hal dalam masyarakat. Dalam opini publik ini antara kelompok masyarakat terjadi perbedaan pandangan / perspektif. Konflik bisa sangat potensial terjadi pada masyarakat yang kurang memahami akan masalah yang menjadi interes dalam masayarakat tersebut. Contoh adalah adanya perbedaan pendangan antar masyarakat tentang hukuman mati, pemilu, penetapan undang-undang tertentu, dan sebagainya. Bentuknya biasanya berupa informasi yang beda, namun dalam kenyataannya bisa menjadi stimulator konflik dalam masyarakat.

F. PROPAGANDA
Adalah informasi atau pandangan yang sengaja digunakan untuk menyampaikan atau membentuk opini publik. Biasanya diberikan oleh sekelompok orang, organisasi, atau masyarakat yang ingin tercapai tujuannya. Media komunikasi banyak digunakan untuk melalukan propaganda ini. Kadangkala juga berupa pertemuan kelompok (crowds).Penampilan dari public figure kadang kala menjadi senjata yang ampuh untuk melakukan proraganda ini. 
contohnya : dalam dunia politik propaganda sering ditemui seperti ketika menjelang pemilu gubenur masing-masing orang/kelompok, bahkan media melakukan propaganda agar masyarakat menjadi terpecah belah pikirannya agar memilih suatu pemimpin tersebut agar menang dalam pemilu. propagandanya bisa berupa menjatuhkan pihak lawan dengan menyebarkan berita-berita yang bisa membuat lawannya tersebut jatuh. 




Sabtu, 24 September 2016

Keselamatan Penerbangan

Dalam dunia penerbangan, Indonesia terus berusaha meningkatkan keselamatan dan keamanan bagi seluruh pengguna jasa penerbangan, maupun petugas yang berada di dalam pesawat , keamanan dan keselamatan pada penumpang dan petugas di airside maupun landside adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dan mereka layak untuk mendapatkan perlindungan keselamatan dan keamanan selama penerbangan, keamanan dan keselamatan dalam dunia penerbangan adalah suatu keharusan yang harus terlaksana.
Keselamatan Penerbangan merupakan hal yang penting dalam pengoperasian pesawat terbang, karena dalam suatu penerbangan yang dioperasikan oleh suatu airline, hal yang terpenting harus dipenuhi oleh airline tersebut yaitu faktor keselamatan dalam penerbangan. 
Setiap terjadi musibah kecelakaan penerbangan memang perlu dilakukan pencegahannya. biasanya tim investigasi atau penyidik kecelakaan pesawat terbang akan meneliti sebab-sebab kecelakaan dari aspek keamanan dan keselamatan terbang yang meliputi berbagai faktor, dengan tujuan agar kecelakaan serupa dapat dicegah di kemudian hari.
Badan Penerbangan Federal AS, FAA, yang memandu industri penerbangan AS, menjadi acuan bagi otoritas penerbangan sipil pada semua negara di dunia. Tugas dan tanggung jawab yang diberikan Kongres AS kepada FAA pada saat diresmikannya tahun 1958 ini menjelaskan mengenai apa itu keselamatan penerbangan dan apa tugas dan tanggung jawab regulator atau otoritas penerbangan suatu negara. Ada tiga unsur yang memberikan kontribusi pada keselamatan penerbangan. 
-Pertama, pesawat terbangnya sendiri, bagaimana pesawat itu didesain, dibuat, dan dirawat. 
-Kedua, sistem penerbangan negara, airport, jalur lalu lintas udara, dan air traffic controls. 
-Ketiga, airlines flight operations yang berkaitan dengan pengendalian dan pengoperasian pesawat di airlines. 
jadi, keselamatan penerbangan adalah suatu aspek yang dibutuhkan dalam dunia penerbangan karna keselamatan adalah prioritas utama dalam dunia penerbangan, dengan mengedepankan sumber daya manusia yang baik dan terlatih maka keselamatan dalam penerbangan akan terlaksana dengan baik.